A.
Pengertian Logika
Logika berasal dari bahasa yunani dari kata sifat
‘logike’ yang berhubungan dengan kata benda ‘logos’ yang berarti perkataan atau
kata sebagai manifestasi dari pikiran manusia. Dengan demikiania terdapatlah
suatu jalinan yang kuat antara pikiran dan kata-kata yang dimanifestasikan
dalam bahasa.
Secara etimologi dapat diartikan bahwa logika itu
adalah ilmu yang mempelajari pikiran yang diungkapkan dalam bahasa.
Dengan berpiikir atau bernalar merupakan suatu bentuk
kegiatan akal/ratio manusia dengan mana pengetahuan yang kita terima melalui
panca indera diolah dan ditunjukan untuk mencapai suatu kebenaran.
Aktivitas berpikir adalah berdialog dengan diri
sendiri dalam batin dengan manifestasinya ialah : mempertimbangkan,
merenungkan, menganalisis, menunjukan alasan-alasan, membuktikan sesuatu,
menggolong-golongkan, membanding-bandingkan, menarik kesimpulan, meneliti suatu
jalan pikiran,mencari kausalitasnya, membahas secara realitas dan lain-lain.
Kita telah mengetahui bahwa logika adalah salah satu
cabang pengetahuan filsafat yang terbagi atas logika Formal dan logika
Material. Dengan demikian logika atau ilmu penalaran dapatlah dirumuskan /
didefinisikan sebagai berikut:
a.
Ilmu pengetahuan yang merumuskan tentang hukum-hukum, asas-asas, aturan-aturan
atau kaidah-kaidah tentang berpikir yang harus ditaati supaya kita dapat
berpikir tepat/benar dan mencapai
kebenaran.
b.
Ilmu pengetahuan yang mempelajari aktivitas akal/rasio manusia dipandang
dari segi benar atau salah.
Dilihat dari sudut pandang kegunaan:
1.
Logika sebagai ilmu
pengetahuan
Logika merupakan sebuah ilmu
pengetahuan di mana objek materialnya adalah berpikir (khususnya
penalaran/proses penalaran) dan objek formal logika adalah berpikir/penalaran
yang ditinjau dari segi ketepatannya.
2.
Logika
sebagai cabang filsafat
Logika adalah sebuah cabang filsafat
yang praktis. Praktis di sini berarti logika dapat dipraktikkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Logika lahir bersama-sama dengan
lahirnya filsafat
di Yunani.
Dalam usaha untuk menaruh pikiran-pikirannya serta pendapat-pendapatnya,
filsuf-filsuf Yunani kuno tidak jarang mencoba membantah pikiran yang lain
dengan menunjukkan kesesatan penalarannya.
Logika digunakan untuk melakukan pembuktian.
Logika mengatakan yang bentuk inferensi yang berlaku dan
yang tidak. Secara tradisional, logika dipelajari sebagai cabang filosofi,
tetapi juga bisa dianggap sebagai cabang matematika.
Logika tidak bisa dihindarkan dalam proses hidup mencari kebenaran.
B.
Macam-macam Logika
Menurut buku E.Sumaryono
Secara
hakiki logika dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:
logika alamiah (kodratiah) dan logika ilmiah
(logikasaintifika).
1. Logika alamiah adalah kinerja akal budi
manusia yang berfikir secara tepat dan lurus sebelum dipengaruhi oleh
keinginan-keinginan dan kecenderungan-kecenderungan yang subyektif.Kemampuan
logika almiah manusia ada sejak lahir.
2. Logika ilmiah isinya memperhalus, mempertajam
pikiran serta akal budi.Logika ilmiah menjadi ilmu khusus yang merumuskan
azaz-azas yang harus di tepati dalam setiap pemikiran. Berkat pertolongan
logika ilmiah inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti,
lebih mudah dan lebih aman.
C.
Manfaat Mempelejari Logika
Pada
dasarnya pelajaran logika dapat menimbulkan kesadaran untuk menggunakkan
sistem-sistem ,prinsip-prinsip, hokum-hukum tentang berpikir yang sitematis.
Berikut ini
adalah beberapa kgunaan mempelajari logika:
1.
Pelajaran logika menyatakan, menyelaraskan dan menggunakan prinsip-prinsip
abstrak yang dapat diterapkan dalam semua lapangan ilmu pengetahuan lainya,
bahkan bagi pengetahuan filsafat merupakan ilmu yang harus dikuasai terlebih
dahulu.
2.
Dapat menambah daya/kemampuan berpikir abstrak manusia, dapat melatih
dan mengembangkan daya pikir serta daya nalar manusia yang bermuara kepada
tertib disiplin intelektual manusia.
3.
Dapat membimbing daya pemikiran dan penalaran kita untuk tidak tersesat
oleh sesuatu pola berpikir yang berdasarkan otoritas(kekuasaan).
4.
Dapat mengembangkan daya atau kemampuan berpikir logis dan kritis
manusia yang sangat dibutuhkan terutama bagi ilmuwan dan calon
ilmuwan((mahasiswa)
5.
Dapat menegembangkan daya atau kemampuan imajinatif.
6.
Dapat mengembangkan daya intuisi manusia yang berdaya
nalar.
7.
Dapat meningkatkan daya problem solving manusia dalam setiapa problem
kehidupan yang dihadapinya.
D.
Syarat Pokok dalam Penalaran.
1.
Pemikiran harus berpangkal pada kenyataan atau kebenaran.
Apabila titik pangkal suatu pemikiran tidak pasti maka
keimpulan yang ditarik daripadanya juga tidaklah akan pasti,bhkan mungkin
saja akan salah.
2.
Alasan-alasan yang dikemukakan haruslah tepat dan kuat.
Dalam kehidupan sehari-hari kadangkala terjadi pengajuan
pendapat oleh seseorang , dalam penarikan kesimpulan tentang suatu fakta yang
diamatinya sudah merasa yakin sekali dan pasti,padahal alasan-alasan yang
dikemukakan tidklah cukup, tidaklah mengena, tidaklah memberikan pembuktian
sama sekali.
Jadi terdapat banyak hal atau keadaan atau kedaan yang
dapat dibuktikan hanya dengan fakta ,meskipun kadang kala dibutuhkan penelitia
yang seksama.
3.
Jalan pikiran haruslah logis.
Yang dimaksud jalan pikiran manusia adalah adanya
hubungan antara titik pangkal berpikir/alasan-alasan atau premis-premis dan
kesimpulan (konklusi)yang dapat ditarik.Apabila hubungan tersebut tepat dan
logis, maka kesimpulannya disebut sahih/valid/benar.
E.
Pedoman dalam Logika/Penalaran.
1.
Kita harus berpikir sendiri,jangan hanya membeo saja lalu menerima apa
saja yang disemboyankan(khususnya dalam surat kabar)
2.
Pikirkanlah terlebih dahulu ,minimal beberapa saat sebelum bertindak.
3.
Berpikirlah objektif.
4.
Berpikirlah dua kali.
5.
Berpikiran jauh ke depan untuk jangka waktu yang panjang.
6.
Bersikap kritis
7.
Bersifat terbuka.
8.
Bersikap optimis.
9.
Bersikap jujur dalam segala hal, tempat dan waktu.
10. Berpikirlah dan beramallah secara ikhlas,teratur dan
terencana.
F.
Dasar-dasar
penalaran Logika
Konsep bentuk logis adalah inti
dari logika. Konsep itu menyatakan bahwa kesahihan (validitas)
sebuah argumen ditentukan oleh bentuk logisnya, bukan oleh isinya. Dalam hal
ini logika menjadi alat untuk menganalisis argumen, yakni hubungan antara
kesimpulan dan bukti atau bukti-bukti yang diberikan (premis).
Dasar penalaran
dalam logika ada dua, yakni deduktif dan induktif
1.
Penalaran deduktif
Penalaran
deduktif, kadang disebut logika deduktif, adalah penalaran yang membangun atau
mengevaluasi argumen deduktif. Argumen dinyatakan deduktif jika kebenaran dari
kesimpulan ditarik atau merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya.
Argumen deduktif dinyatakan valid atau tidak valid, bukan benar atau salah.
Sebuah argumen deduktif dinyatakan valid jika dan hanya jika kesimpulannya
merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya.
Contoh argumen
deduktif:
a.
Setiap mamalia punya sebuah jantung
b.
Semua kuda adalah mamalia
c.
∴ Setiap kuda
punya sebuah jantung
2.
Penalaran induktif
Penalaran
induktif, kadang disebut logika induktif, adalah penalaran yang berangkat dari
serangkaian fakta-fakta khusus untuk mencapai kesimpulan umum.
Contoh argumen
induktif:
a.
Kuda Sumba punya sebuah jantung
b.
Kuda Australia punya sebuah jantung
c.
Kuda Amerika punya sebuah jantung
d.
Kuda Inggris punya sebuah jantung
e.
∴ Setiap kuda
punya sebuah jantung
Tabel di bawah
ini menunjukkan beberapa ciri utama yang membedakan penalaran induktif dan
deduktif.
|
Deduktif
|
Induktif
|
|
Jika semua
premis benar maka kesimpulan pasti benar.
|
Jika
premis benar, kesimpulan mungkin benar, tapi tak pasti benar.
|
|
Semua
informasi atau fakta pada kesimpulan sudah ada, sekurangnya secara implisit,
dalam premis.
|
Kesimpulan
memuat informasi yang tak ada, bahkan secara implisit, dalam premis.
|
DAFTAR PUSTAKA
·
Dr. A, Vloemans Regais Jolivet,LOGIKA, ERLANGGA,
Jakarta:2005
Drs. Burhanudin Salam,
LOGIKA FORMAL(Filsafat Ilmu),Bina Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar