Sabtu, 17 Desember 2016

Reveiw Buku "ISLAM DAN BUDAYA LOKAL"

Judul buku                  : Islam dan Budaya Lokal
Penulis                         : Khadziq
Cetakan I                    : November 2009
Diterbitkan oleh          : Penerbit TERAS Komplek POLRI Gowok D 2 No. 186
Nama Mahasiswa        : Nur Rohmah Setiyaningtyas
NIM                            : 16120096

ISLAM DAN BUDAYA LOKAL
Islam adalah agama yang suci, turun dari allah kepada Nabi Muhammad melalui perantaraan malaikat jibril bersamaan dengan diturunkanya kitab suci al-qur’an sebagai sumber utama ajran islam. Dengan mengacu pengertian tersebut jelaslah bahwa islam adalah satu, turun dari tuhan yang satu (Allah yang maha Esa), melalui rasul yang satu (Muhammad SAW), bersumber dari kitab suci yang tunggal (Al-Qur’an). Mudah kita temukan aneka perdebatan tentang ajaran Islam di masyarakat melalui para tokoh agama, demikian pula dengan mudah kiat dapat saksikan aneka ragam cara pengamalan agama islam dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks seperti inilah muncul istilah Islam Normatif (Islam yang asli dan murni dari Allah) dan islam historis (Islam yang dipikirkan dan dipraktikan orang yang terpengaruh oleh dimensi ruang dan waktu).
Islam normatif, siapapun tidak dapat terlepas dari kitab suci islam, Al-Qur’an dan sumber islam kedua, Al-Hadis. Berbagai bidang kehidupan manusia semuanya diatur dengan lengkap oleh kitab suci Islam, yang disertai jaminan dari Allah bahwa Islam akan menjadi jalan kebaikan. Islam diturunkan oleh allah untuk segenap umat manusia di dunia, dan bagi siapapun yang tidak mau menerima, maka oleh Allah dijadikan orang-orang yang merugi. Luasnya ajaran islam yang meliputi seluruh bidang kehidupan dan kebutuhan umat mansia menjadikan pentingnya pembidangan aspek ajaran Islam sebagai bahan kajian. Secara umum para ulama membagi ajaran islam menjadi tiga aspek, yaitu aqidah, syariah, dam muamalah (akhlak).
Kalau islam yang Ideal, yang benar, seperti yang diajarkan Nabi Muhammad SAW di sebut sebagai islam normatif, ,aka islam seperti yang senyatanya terjadi dalam masyarakat itulah yang di sebut dengan islam historis. Historis adalah bentukan kata sifat dari kata benda Historis.  Yang artinya sejarah atau menyejarah. Ada beberapa istilah yang lain yang semakna dengan istilah islam historis, sebagai penyeimbang islam normatif. Islam historis juga sering disebut dengan islam kontekstual, yaitu islam yang nyata terjadi dan di amalkan oleh masyarakat, yang telah di sesuaikan konteks diri maupun lingkunganya. Islam historis juga dapat di sebut sebagai  islam Empiris, karena mengacu pada islam yang nyata-nyata terjadi yang yng dapat di amati dalam masyarakat. Karena bersifat empirisdan kontekstual, islam historis seperti yang nyata-nyata diamalkan oleh masyarakat tidak muncul dengan tiba-tiba, melainkan ada konteks yang melatarbelakangi. Salah satu benar pengalaman ajaran islam seseorang sangat dipengaruhi ruang dan waktu yang mereka alami.
Bila islam normatif adalah islam yang satu yang mutlak, maka islam historis adalah islam yang sangat beraneka ragam. Sifat subjektifitas manusia melazimkan munculnya aneka ragam islam yang mengejawantah dalam masyarakat. Keanekaragaman islam dalam praktik di masyarakatmuncul karena berbagaikondisi ruang dan waktu dimana dan kapan islam dipahami dan diamalkan oleh manusia. Awal munculnya historisitas islam adalah dalam tingkat pemikiran. Ajaran islam otentik dalam al-Qur’an dan Al-hadis dibaca dan dipelajari oleh manusia pemeluknya untuk diamalkan. Pemahaman seseorang tentang ajaran islam secara keseluruhan itulah yang dimaksud sebagai hasil pemikiran islam.
Dalam kehidupan umat manusia terdapat hubungan antara agama dam budaya. Agama atau religi adalah hubungan antara manusia dengan yang maha kudus, dihayati sebagai hakikat bersifat gaib, hubungan mana menyatakan diri dalam bentuk kultus serta ritus dan sikap hidup berdasarkan doktrin tertentu. Dalam tataran empiris agama terdiri dari berbagai unsur pokok, yaitusistem kepercayaan kepada tuhan, sistem atruran daldm kitab suci, sistem ritual dan simbol-simbol agama yang bersifat kebendaan. Semua itu berfungsi sebagai unsur-unsur empiris atau nyata sebuah agama. Di dalam kajian agama sering dibedakan antara agama samawi (langit) dengan agama ardli (bumi-dunia). Baginya, agama samawi adalah ciptaan tuhan, sehingga bukan kebudayaan. Sedangkan agama ardli adalah ciptaan manusia, sehingga termasuk kebudayaan.
Sebagai konsekuensi logis dari pengakuan atau keyakinan terhadap adanya tuhan, seseorang akan selalau berusaha menjalin hubungan baik denga-Nya . keyakinan bahwa tuhan maha kuasa  atas segala yang terjadi di alam semesta, terlebih segala kejadian yang dialaminya, akan mendorong yang bersangkutan untuk selalu menggantungkan hidupnya terhadap tuhan. Bentuk komunikasi kepada tuhan adalah ibadah. Ibadah merupakan kominikasi “searah” seorang hamba manusia kepada tuhanya sebagai tanda pengakuan atas kebesaran dan kekuasaan-Nya, sebagai bentuk ketaatan kepada-Nya, dan terlebih penting adalh sebagi bentuk doa agar tuhan selalu menyertainya dan memberi segala bentuk keselamatan selama hidupnya.
Dalam menjalankanberbagai bentuk ritual, setiap orang beragama membutuhkan sarana prasarana sebagai alat untuk mencapai sebuah kesempurnaan di dalam beribadah tersebut. Aneka sesaji di dalam ritual Hindu-Budha, binatang korban dalam beberapa agama adalah sebagian contoh pentingnya sarana fisik sebuah aktifitas ibadah. Yang hampir mutlak di dalam setiap ibadah umat beragama adalah pakaian dan tempat ibadah yang khas dalam setiap agam.  Barang-barang perlengkapan demi terlaksananya aktivitas tersebut membutuhkan sebuah aktivitas pemenuhan secara material, meski tidak menutup kemungkinan peranan supaya spiritual dalam bentuk doa-doa mereka. Selain berfungsi sebagai alat kesempurnaan, sarana-sarana tersebut juga bermakna simbolik. Simbol-simbol itu seringkali menjadi identitas bagi keberagaman seseorang yang membedakan dengan keberagaman orang lain. 
Kebudayaan merupakan kata kajian dari kata-kata dasar budaya. Budaya berasal dari kata budi-daya Yang asal muasalnya dari bahasa sansakerta yang arti dalam bahasa indonesianya adalah “daya-budi”. Oleh karena itu budaya secara harfiyah berarti hal-hal yang berkaitan dengan fikiran dan hasil dari tenaga fikiran tersebut. Karena setiap manusia berakal, budaya identik dengan manusia, sekaligus membedakanya dengan makhluk hidup yang lain. Istilah kebudayaan sering berdekatan dengan istilah peradaban. Peradaban berasal dari kata adab yang artinya sopan-santun, etika. Kata ini sering dianggap berkebalikan dengan biadab yang bermakna tidak mempunyai sopan-santun, liar, tidak beraturan. Kalau demikian peradaban berarti hal tentang sopan-santun, hidup beraturan. Peradaban dapat diartkan sebagai kebudayaan dalam level tinggi dari pada kehidupan liar. B. De Haan mendefinisikan peradaban sebagai bidang kehidupan untuk kegunaan yang praktis.
Dengan rasa didalam dirinya, manusia ingin selalu berhasil di dalam menempuh cita-citanya, ingin dihormati dan dihargai, dan ingin disenangi oleh orang lain. Sidi Gazalba menyebutkan kelebihan manusia dari makhluk yang lain adalah bahwa manusia itu mempunyai jiwa, yang dari jiwa itulah yang akhirnya berkebudayaan. Jiwa manusialah yang menyebabkan adanya kebudayaan. Di sinilah kebudayaan diartikan sebagai “tjara berfikir dan tjara merasa, yang menjatakan diri dalam seluruh segi kehidupan dari segolongan umat manusia jang membentuk kesatuan sosial, dalam satu ruang dan suatu waktu”. Kebenaran rasional merupakan kebenaran yang berlandaskan pemikiran yang logis dan sistematis. Kebenarn ini muncul sebagai jawaban atas ketidakpuasan manusia akan kebenaran mitos. Cara berfikir logis dan sistematis ini melahirkan filsafat dan orang yang intens dengan filsafat dan berfikir seperti itu di sebut filosuf. Para filosuf sering diidentikan sebagai orang yang melakukan kerja berfikir, sehingga kebenaran yang ditemukan oleh mereka itulah yang disebutsebagai kebenaran rasional.  Oleh karna rasionalitas manusia berbeda-beda, maka wajar apabila kebenaran itu juga relatif , seihngga menimbulkan ketidakpuasan manusia.
Puncak kompleksitas adalah kenyataan bahwa setiap manusia sering mendefinisikan sendiri tuhan yang mereka percayai seolah-olah didunia ini telah hadir begitu banyak Tuhan sesuatu yang bertentangan dengan sifat Tuhan yang Maha Esa karena pengalaman masing-masing manusia atau kelompok manusia ddalam berinteraksi dengan alam sekitarnya. Dalam sejarah agama juga sering didapati adnya pembagian agama menjadi agama langit (samawi) dan agama bumi (ardli). Agama samawi sering dihubungkan dengan sejarah munculnya agama ini yang berhubungan dengan nabi atau rasul sebagai tokoh utama sekaligus pembawanya. Di antara agama yang sering dimasukan dalam agama samawi adalah islam, nasrani, yahudi. Selain ketiga agama tersebut sering dimasukan dalam kelompok agama ardli. Agama jenis kedua ini di anggap sebagai hasil pemikiran tokohnya sendiri, sebagai pencetus sebuah agama, seperti hindu, budha, dan agama-agama yang lain, termasuk berbagai aliran kepercayaan yang sangat banyak tumbuh di kalangan masyarakat. Hal ini menujukan bahwa dalam praktik agama yang dapat dilihat dari berbagai bentuk peribadatan setiap orang bragama seseorang beragama tidak dapat mempaskandari aspek kebudayaan sehari-hari. Kebudayaan merupakan alat penunjang utama bagi terselenggaranya sebuah praktik agama yang “sempurna”.
Antara agama dan budaya keduanya sama-sama memekat pada diri seorang beragama dan di dalamnya sama-sama  terdapat keterlibatan akal fikiran mereka. Dari aspek keyakinan maupun aspek ibadah formal, praktik agama akan selalu bersamaa, dan bahkan berinteraksi dengan budaya. Kebudayaan sangat berperan penting di dalam terbentuknya sebuah praktik keagamaam bagi seseorang atau masyarakat. Tidak hanya melahirkan macam-macam agama, kebudayaan inilah yang juga mempunyai andil besar bagi terbentuknya aneka ragam praktik beragama dalam satu payung agama yang sama.
ISLAM DAN BUDAYA LOKAL
Untuk membahas budaya lokal ada dua istilah yang sering mempunyai pengertian kabur, yaitu kebudayaan daerah dan kebudayaan suku. Dalam bahasa sehari-hari istilsh kebudayasn lokal sering di identikan dengan kebudayaan daerah. Menurut Sidi Gazalba, istilah kebudayaan daerah urang tepat karns istilah daerah, ataupun pembagian daerahtidak ada hubunganya dengan budaya. Batasan masyarakat yang mewakili budaya adalah suku bangsa. Suku adalah golongan penduduk suatu daerah yang membentuk kesatuan sosial, mempercayai bahwa mereka berasal dari satu keturunan dan memiliki tanah, adat, bahasa, dan pemimipin bersama. Suku merupakan daerah kebudayaan. Di dunia ini sangat banyak ragam agama, baik besar maupun kecil, atau apa yang sering di sebut dengan agama-agama minorita, primitif. Islam, kristen/katolik, dan yahudi merupakan tiga agama besar di dunia, yang hingga saat ini dianut sebagian besar warga manusia di dunia. Islam sebagai salah satu agama besar di dunia  hingga kini mendominasi agama-agama lain di Indonesia. Seperti agama-agama yang lain yang ada di dunia, islam juga menitik beratkan sistem keprcayaan sebagai pokok ajaran. Dalam islam, sistem kepercayaan atau keyakinan ini di sebut dengan aqidah. Dalam bahsa arab kata aqidah bermakna sesuatu yang di ikat oleh hati dan jiwa manusia, atau hal-hal yang diyakini dan dipatuhi manusia. Secara pengertian, aqidah diartikan sebagai tashdiq (pembenaran) terhadap sesuatu yang diyakini tanpa ada keraguan atau kebimbangan, semakna dengan kata al-iman. Aqidah islamiyah adalah keyakinan yang teguh kepada allah, beriman kepada malaikat-malaikatnya, rasul-rasulnya, kitab-kitabnya, hari akhir, takdir baik maupun buruk. Hal-hal yang mesti diimani tersebut sering dikenal dengan istilah rukun iman.
Aqidah merupakan keyakinan yang harus di benarkan oleh hati, tenang bagi jiwa dan keyakinan yang tidak dapat digoyahkan oleh keraguan atau bercampur dengan kebimbangan. Dari fondasi keimanan atau aqidah yang kuat seorang muslim akan bertingkah laku sesuai dengan ajaran yang ada, baik beribadha kepada Allah maupun berbuat baik kepada sesama. Oleh karena meyakini bahw Allah adalah Tuhan yang Maha Kuasa, tempat bergantung semuanya, maka sebagai konsekuensinya ia akan menjalankan ibadah sesuai dengan apa yang telah tercantum dalam kitab suci  Al-Qur’an. Dalam ajaran islam dikenal istilah rukun islam. Konsep ini menunjuk pada ajaran ibadah yang harus dilakukan oleh setiap orang islam. Syahadat sebagai ucapan penguat akidah amalan wajib setiap orang masuk islam.
Islam dan budaya  adalah dua hal yang niscaya hidup bersama tanpa pertentangan. Istilah kebudayaan islam, peradaban islam juga menjadi bukti pengakuan dikalangan umat islam sendiri tentang pentingnya kebudayaan dan peradaban. Aneka kreasi jilbab, arsitektur masjid, tanda waktu sholat, buku-buku islam, dan masih banyak lagi hasil kreasi umat islam menjadi bukti konkrit pentingnya aspek kebudayaan dalam beragama. Akibat dari peran budaya pula ketika muncul orang-orang yang menjadikan agama sekedar obat dalam kesusahan dan menjadi tak bermakna ketika sedang senang.
Budaya Dan Agama Dalam Dinamika Sejarah
Berkenaan dengan keterkaitan antara agama dengan kebutuhan manusia terhadap agama sangat terkait dengan persoalan jasmaniyah, yang bersifat alamiyah (natural). Ketika manusia percaya akan datangnya hari akhirat, maka kontruksi akhirat dalam diri seseorang juga tidak dapat terlepas dari pengetahuan dan pengalaman jasmaniyah. Secara jasmaniyah manusia sebagai makhluk hidup senantiasa memenuhi kebutuhannya dari alam. Untuk itulah mereka menggunakan pikiran sederhana bagaimana mendapatkan apa yang dibutuhkan untuk hidup. Dalam diskusi sejarah budaya sering dikatakan bahwa awal dari peradaban manusia adalah berburu dan meramu. Akan tetapi lambat laun seiring dengan perubahan jaman pemikiran manusia terus berubah. Mengenai Agama dan kondisi alam, dalam ilmu budaya di kenal adanya teori evolusi kebudayaan. Teori ini beranggapan bahwa setiap kebudayaan mengalami evolusi, ia tumbuh dan berkembang dari tingkat rendah ke tingkat tinggi, dari sederhan menjadi kompleks
Dalam sejarahnya , islam telah mengalami  dinamika yang panjang sejak masa Nabi Muhammad SAW hingga sekarang. Situasi naik turun telah terjadi sepanjang sejaranyadi dalam berinteraksi dengan berbagai problem kemanusiaan.

Interaksi Antara Agama Dan Budaya Lokal ( Akulturasi dan Asimilasi )
proses akulturasi kebudayaan merupakan dampak dari kenyataan lain bahwa setiap kebudayaan itu memiliki selalu mengalami persebaran atau difusi. Teori difusi muncul salah satunya sebagai kritik terhadap teori evolusi yang mendasarkan perubahan karena alam. Baik evolusi maupun difusisama-sama rumpun aliran historismus dalam ilmu kebudayaan. Interaksi budaya, baik akulturasi maupun asimilasi bisa terjadi dalam lingkup antar individu maupun antar kelompok. Dalam lingkup individu, proses interaksi dalam bentuk komunikasi akan membentuk kesepakatan bersama yang selajutnya dipakai bersama, bahkan menjadi pengikat antar sesama mereka. Dalam hal ini dijelaskan pula fungsi agama bagi kehidupan individu dan fungsi agama bagi masyarakat. Yang merupakan sesuatu yang pasti terjadi dalam kehidupan bermasyarakat.


1 komentar: